Jumat, 07 Desember 2018

Katalogisasi

Desember 07, 2018 0


Perpustakaan adalah organisasi yang bergerak di bidang jasa/layanan. Fungsi utamanya adalah melakukan, mengolah, dan menyebarkan informasi kepada para pemustaka. Karena itu, informasi perlu dikelola (diorganisasi). Organisasi informasi dalam konteks perpustakaan, informasi adalah keseluruhan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan tersebut. Dalam kegiatan organisasi informasi (koleksi) perpustakaan terdapat dua kegiatan penting yaitu katalogisasi deskriptif (mengenali fisik koleksi) dan pengindeksan subyek (mengenali isi koleksi).

Menurut Taylor tujuan dari organisasi koleksi ini penting dilakukan agar koleksi yang dimiliki perpustakaan tertata dengan baik dan mudah untuk dilakukan penemuan kembali informasi. Koleksi yang tertata dengan system yang baik akan memudahkan bagi pemustaka dan pengelola perpustakaan untuk menemukan koleksi tersebut jika diperlukan. Pada proses kegiatan pengolahan, setiap buku baru akan dibuatkan katalog dan perlengkapannya oleh petugas. Katalog ini merupakan wakil ringkas informasi buku (ringkasan informasi suatu buku), yang berfungsi sebagai salah satu sarana untuk membantu penelusuran informasi pemustaka, melalui katalog, pemustaka tidak perlu langsung menuju ke jajaran koleksi dirak.

Informasi dalam katalog merupakan hasil dari dua kegiatan utama yaitu hasil deskripsi informasi fisik buku dan analisis isi buku. Inilah yang kemudian dikenal dengan kegiatan katalogisasi deskriptif dan pengindeksan subyek (analisis subyek dan menerjemahkannya ke dalam bagan klasifikasi).
Menurut Taylor katalogisasi adalah proses mendiskripsikan suatu informasi (bahan pustaka), yang meliputi memilih titik akses nama dan judul, melakukan analisis subyek, menentukan tajuk subyek, dan nomor klasifikasinya. Fungsi identifikasi adalah sarana untuk mengidentifikasi dan menemukan informasi bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan.

Fungsi katalogisasi adalah untuk mengelompokkan subyek yang berdekatan. Dan fungsi evaluasi atau seleksi adalah memberikan pilihan kepada pemustaka untuk memilih dari berbagai entri katalog yang terbaik untuk mewakili informasi yang diinginkan. Fungsi katalog pertama kali diungkapkan oleh A. Cutter dalam bukunnya “Rules for a dictionary Catalog in 1904 adalah:

  • Memungkinkan seseorang menemukan bahan pustaka yang telah diketahui pengarang, judul, dan subyeknya
  • Menunjukkan bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan berdasarkan pengarang, subyek, dan jenis literature tertentu
  • Membantu dalam pemilihan bahan pustaka berdasarkan edisi dan karakteristiknya.Kegiatan katalogisasi bahan pustaka secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kegiatan utama:


  1. Mendeskripsikan fisik bahan pustaka, yaitu:
  • Membuat deskripsi bibliografi (informasi yang terkandung dalam buku yang berkaitan dengan nama pengarang, judul, jumlah halaman, dll)
  • Menentukan tajuk entri utama dan tambahan
  • Pedoman yang digunakan ISBD dan AACR2R
2. Menganalisis isi bahan pustaka, yaitu:

  • Menganalisis subyek bahan pustaka
  • Menerjemahkan menjadi tajuk subyek / nomor kelas
  • Pedoman yang digunakan antara lain, daftar tajuk Subyek, dan bagan Klasifikasi (DDC)

Menurut seorang pakar perpustakaan dari Amerika Serikat yang bernama Charles Ammi Cutter, pada dasarnya tujuan katalog adalah sebagai berikut:

  • Memungkinkan seseorang menemukan sebuah buku yang diketahui berdasarkan pengarangnya, judulnya dan subjeknya.
  • Menunjukkan buku yang dimiliki perpustakaan oleh pengarang tertentu ,subjek tertentu dan dalam jenis literatur tertentu.

Kegiatan di atas, perlu dilakukan secara konsisten dengan menggunakan aturan standar katalogisasi atau pengolahan yang telah umum dan dikenal oleh perpustakaan di seluruh dunia, untuk memudahkan bagi pemustaka dari luar yang ingin memanfaatkan layanan perpustakaan, dan untuk memudahkan bagi petugas pengolahan untuk melakukan copy cataloging ke perpustakaan lain. Melalui copy cataloging, petugas tidak perlu lagi melakukan kegiatan analisis dan deskripsi bahanbpustaka, ketika perpustakaan lain telah memiliki catalog untuk judul yang sama

Mendeskripsikan fisik bahan pustaka
Pada kegiatan awal katalogisasi adalah mendeskripsikan informasi yang terkandung dalam suatu bahan pustaka berdasarkan peraturan internasional yang umum digunakan, yaitu Anglo American Cataloguing Rules second edition (AACR2R). Dalam proses mendeskripsikan koleksi berdasarkan ISBD (The International Standard Bibliographic Description) terdapat 8 daerah yang perlu diuraikan yaitu:

  • Daerah judul dan pernyataan kepengarangan
  • Daerah edisi
  • Daerah detail koleksi khusus (Khusus untuk bahan non buku)
  • Daerah penerbitan
  • Daerah deskripsi fisik
  • Daerah seri
  • Daerah catatan
  • Daerah nomor standar (ISBN)

Untuk mendeskripsikan informasi ke dalam 8 daerah di atas, perlu memahami terlebih dahulu sumber informasi utama dalam bahan pustaka yang digunakan sebagai rujukan untuk dideskripsikan dalam 8 daerah tersebut yaitu:

  • Judul dan kepengarangan berupa halaman judul
  • Edisi berupa halaman judul dan halaman permulaan lainnya
  • Penerbitan berupa halaman judul dan halaman permulaan lainnya
  • Deskripsi fisik terbitan itu sendiri (dari halaman mana saja pada terbitan tersebut)
  • Seri monograf, terbitan itu sendiri (dari halaman mana saja pada terbitan tersebut)
  • Catatan, terbitan itu sendiri atau dari luar terbitan
ISBN dan harga terbitan itu sendiri atau dari luar terbitan.
Sumber informasi utama mengenai deskripsi bahan pustaka diambil dari bahan pustaka yang bersangkutan. Prinsip utama dalam proses deskripsi bahan pustaka adalah item in hand, yaitu berdasarkan bahan pustaka yang ada di tangan petugas. Namun apabila informasi mengenai deskripsi bahan pustaka tidak tercantum dalam bahan pustaka tersebut deskripsi informasi dicantumkan dalam tanda kurung siku.

Menganalisis subyek bahan pustaka
Setelah kegiatan mendeskripsikan fisik bahan pustaka, dan menentukan tajuk utama dan tambahannya, langkah selanjutnya adalah kegiatan analisis isi bahan pustaka (analisis subyek). Menurut Taylor analisis subyek merupakan penentuan tentang apa isi intelektual suatu bahan pustaka yang diterjemahkan ke dalam kerangka konseptual sistem klasifikasi dan tajuk subyek yang digunakan, dan kemudian menerjemahkannya ke dalam symbol atau notasi klasifikasi tertentu yang digunakan. Terdapat tiga tahapan dalam proses analisis subyek yang dapat diuraikan sebagai berikut:

  • Tahap 1 Menentukan subyek bahan pustaka
  • Tahap 2 Menerjemahkannya menjadi tajuk subyek
  • Tahap 3 Memberikan nomor klasifikasi

Terimakasih semoga bermanfaat...

Daftar Pustaka
Miswan. (2003). Klasifikasi dan katalogisasi: sebuah pengantar. Retrieved from
http://eprints.rclis.org/10296/1/Masjid_library-training.pdf
Taylor, Arlene G. (2004). Wynar’s introduction to catalonging and classification.
Revedition. Westport: Libraries Unlimited
Hamakonda, Towa P., Tairas, JNB. (2008). Pengantar klasifikasi persepuluhan dewey.
Jakarta: Gunung Mulia
Mary Liu Kao. 2001.Cataloguing and Classification for Library Technicians.2nd ed. New
York:The Haworth Press

Kamis, 06 Desember 2018

Interaksi Simbolik

Desember 06, 2018 0


Aliran interaksi simbolik berasal dari Amerika yang lebih berpengaruh akan faham pragmatis sedangkan behaviorisme sosial dikembangkan di Eropa yang lebih mengacu pada aliran imitasi sugesti dipengaruhi ilmu psikologi. Interaksi simbolik ini lebih bercirikan pada sikap dan arti yang lebih berorientasi pada dirimu maupun pribadi. Interaksi simbolik sebuah teori yang lebih menekankan dalam membentuk dan mengelola hubungan interpersonal dan kelompok sosial dalam komunikasi. Seseorang tidak hanya melakukan interaksi dengan orang lain tetapi juga secara simbolis, berinteraksi dengan dirinya sendiri. Interaksi simbolis dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa karena bahasa merupakan salah satu sebuah simbol terpenting yang berguna untuk sebuah ungkapan maupun isyarat.

Proses penyimpanan makna inilah yang merupakan sebuah subjek dari analisis interaksi simbolik, pencetus pertama dari teori ini adalah George Herbert Mead. sebuah perspektif sosiologi yang dikembangkan pada sekitar abad ke-20 dan dikembangkan Herbert Blumer. Herbert Blumer berpendapat bahwa psikologi sosialnya lebih mengacu kepada pandangan yang melihat realitas sosial sebagai sebuah proses daripada sesuatu yang statistik. Herbert Mead lebih membahas bagaimana proses individu membentuk suatu kelompok.
Interaksi simbolik menurut Herbert Blumer adalah sebuah teori interaksi simbolik sebagai sebuah proses interaksi dalam rangka membentuk arti maupun makna bagi setiap individu. Interaksi simbolik dibagi dalam tiga premis antara lain yaitu:
  • Manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna inilah yang ada pada sesuatu peristiwa bagi mereka
  • Makna tersebut berasal dari interaksi sosial seseorang dengan orang lain
  • Makna tersebut akan disempurnakan di saat proses interaksi sosial berlangsung

Interaksi yang terdapat pada diri manusia memiliki tingkatan yang yang tertinggi dibandingkan dengan makhluk lainnya. Konsep yang penting dalam interaksi simbolik antara lain yaitu:

  • Pentingnya sebuah makna bagi perilaku sebuah makna akan diperoleh dengan adanya sesuatu yang telah terjadi, dari hal tersebut akan memudahkan antar seseorang berkomunikasi secara efektif di lingkungan masyarakat
  • Pentingnya konsep diri, konsep diri ini mengetahui tentang hakikat diri sendiri baik dari segi psikologi sosial maupun fisik yang dapat diperoleh dari sebuah pengalaman maupun hasil berinteraksi dengan orang lain. 
  • Hubungan antar individu dan masyarakat selalu identik dengan budaya dimana proses sosial maupun kebudayaan yang ada di lingkungan sangat mempengaruhi interaksi bagi seseorang individu baik berupa norma maupun tingkah laku

Menurut Herbert Blumer interaksi simbolik mengandung beberapa ide dasar yaitu:

  • Masyarakat terdiri dari manusia yang berinteraksi. Kegiatan tersebut saling bersesuaian melalui tindakan bersama membentuk apa yang dikenal sebagai organisasi atau struktur sosial.
  • Interaksi terdiri dari berbagai kegiatan manusia yang berhubungan dengan kegiatan manusia yang lain. 
  • Interaksi simbolik mencangkup penafsiran tindakan.
  • Objek-objek tidak memiliki makna intrinsik, makna lebih merupakan produk interaksi simbolik. Objek-objek yang diklasifikasikan ke dalam tiga kategori yang luas yaitu objek fisik, objek sosial dan objek abstrak.
  • Manusia tidak hanya mengenal objek eksternal, namun mereka dapat melihat dirinya sebagai objek.
  • Tindakan manusia adalah tindakan interpretativ dibuat oleh manusia itu sendiri.
  • Tindakan tersebut saling dikaitkan dan disesuaikan oleh anggota-anggota kelompok, hal ini disebut dengan tindakan bersama yang dibatasi sebagai organisasi sosial dari perilaku tindakan manusia

Terimakasih. Semoga bermanfaat..

Margareth M Poloma. 2003. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Nelson. D. Lindsey. 1998. Herbert Blumer’s Symbolic Interactionism. University of
Colorado at Boulder Spring. http://www.colorado.edu/Communication /metadiscourses/Papers/App_Papers/Nelson.html diakses pada 04 Desember pkl. 10.00
Miller, Katherine, 2005. Communication Theories, Perspectives, Process, and Contexts,
Second Edition, Singapore: McGraw-HillInternational Edition Rosdakarya. Diakses tanggal 3 November 2018
MS. Wandi Bachtiar.2003. Sosiologi Klasik. Bandung: Rosdakarya

Kaitan Teori Sosiologi dengan Ilmu Perpustakaan

Desember 06, 2018 0

Sosiologi adalah ilmu yang membahas tentang kehidupan bermasyarakat, secara ringkasnya sosiologi ini ilmu yang mempelajari, segala hal mencangkup tentang kehidupan sosial yang ada dimasyarakat. Sosiologi mempunyai ikatan yang sangat erat dengan ilmu perpustakaan. Ilmu Perpustakaan mempelajari tentang segala hal dalam pengelolaan perpustakaan maupun teknologi informasi perpustakaan itu sendiri. Perpustakaan memiliki peranan untuk menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh pemustaka, baik koleksi cetak maupun non cetak. Ketersediaan berbagai macam koleksi yang ada di perpustakaan ini, pihak perpustakaan melalui pustakawan mengetahui kebutuhan informasi setiap pemustaka itu berbeda-beda tergantung beberapa faktor misalnya faktor usia, profesi, pendidikan, ekonomi, jenis kelamin dan lingkungan sosial.

Perpustakaan sebagai pusat informasi, menyediakan berbagai koleksi untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka, agar dapat dimanfaatkan dengan maksimal.
Pustakawan dapat memberikan informasi pada pemustaka, jika pemustaka membutuhkan informasi misalnya tentang ketersediaan sebuah koleksi, letak suatu koleksi maupun penggunaan teknologi yang ada diperpustakaan misalnya OPAC. Bersosialisasi dengan pemustaka merupakan bagian dari kewajiban pustakawan dalam memberikan pelayanan yang maksimal. Kegiatan user studies atau pendidikan pemakai juga merupakan wujud nyata kaitan teori sosiologi dengan Ilmu Perpustakaan, dimana kegiatan tersebut secara langsung bersosialisasi dengan pemustaka untuk memberikan pendidikan tentang sistem operasional perpustakaan.

Selasa, 02 Oktober 2018

E-Document

Oktober 02, 2018 0

E-document adalah dokumen berbentuk elektronik seperti data yang disimpan pada komputer, laptop, jaringan dan media penyimpanan yang lain.
Ciri-ciri dokumen elektronik atau e-document:

  • Duplikasi atau regeneratif artinya data digital dapat direproduksi seperti aslinya tanpa mengurangi data asli
  • Sulit dilakukan dalam teknologi analog artinya data asli lebih baik daripada duplikat

Contoh e-document:

  • Dokumen yang difax
  • Gambar yang di scan
  • Dokumen yang dikirim melalui email

Kekurangan e-document:

  • Perbedaan file format membuat dokumen tidak bisa dibaca ditempat lain
  • Jaminan kerahasiaan kurang
  • Mudah disalahgunakan jika dikirim melalui email
  • Mudah diduplikasi
  • Ilegal content
Sedikit pembahasan mengenai e

Rabu, 26 September 2018

Online Resources Perpustakaan

September 26, 2018 0

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara global telah mengubah cara-cara masyarakat menyimpan, mengelola dan mendistribusikan informasi. Pengaruh teknologi web ini kemudian memicu munculnya revolusi industri di dunia penerbitan yang menyebabkan terjadinya transformasi dalam proses dan pengelolaan penerbitan atau publikasi dan penyebaran informasi. Penerbitan elektronik atau e-publishing kemudian telah menjadi trend bagi masyarakat informasi baru didalam mendapatkan informasi yang tepat dari orang yang tepat dan diwaktu yang tepat. Penerbitan elektronik atau e-publishing selanjutnya menjadi pilihan bagi hampir sebagian besar masyarakat dan dijadikan sebagai sumber rujukan utama, dikarenakan mampu memberikan akses yang cepat dan mudah kepada berbagai informasi dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas terhadap akses dan konten informasi terutama hasil-hasil riset ilmiah, dan adanya kecenderungan perubahan pola perilaku pengguna perpustakaan dalam pencarian informasi yang lebih aktif memanfaatkan sumber-sumber informasi dalam bentuk elektronik. Meskipun demikian, untuk mengembangkanan koleksi elektronik diperlukan pengetahuan dan kemampuan yang berbeda dari sumber-sumber tercetak atau konvensional, baik dalam akuisisi, pengelolaan, maupun pelayanan sumber-sumber informasi elektronik.

Secara umum, sumber-sumber informasi elektronik atau dikenal dengan e-resources adalah sumber-sumber informasi yang dikemas atau disimpan dalam bentuk elektronik atau digital. Sumber-sumber informasi elektronik merupakan hasil bentuk dari format lain yang dikenal dengan reproduksi atau digitalisasi, dan dapat pula merupakan terbitan yang sengaja dikemas dalam format elektronik atau digital (digital born) sebagai bentuk suatu penerbitan atau e-publishing.secara elektronik atau dalam format elektronik sehingga dalam aksesnya memerlukan perangkat teknologi seperti computer maupun perangkat teknologi lainnya seperti handphone didalam mengakses sumber-sumber tersebut. Akses ke sumber-sumber tersebut juga dapat dilakukan secara online melalui internet maupun secara local yang mencakup berbagai jenis sumber seperti, jurnal elektronik, buku elektronik, database dalam bentuk full teks maupun dalam bentuk indeks dan abstrak, dan sumber-sumber elektronik dalam bentuk lainnnya.

Pentingnya sumber-sumber informasi, elektronik bagi perpustakaan akademik, Perkembangan penerbitan elektronik yang sangat pesat, dan dukungan infrastruktur yang mendukung untuk mengakses informasi dalam format elektronik telah mendorong perpustakaan untuk melakukan reorientasi dalam penyediaan sumber-sumber informasi. Perpustakaan-perpustakaan kini mulai melihat trend baru dalam penyediaan informasi dalam format elektronik. Hal ini karena sumber informasi elektronik memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh sumber informasi atau terbitan dalam bentuk tercetak atau konvensional. Memerlukan sumber-sumber informasi yang selalu up to date atau terkini untuk melakukan kegiatan ilmiah, terutama untuk kepentingan riset. Sementara pada sisi lain, para akademisi juga memerlukan sarana untuk mengkomunikasikan hasil-hasil riset secara luas dan cepat. Penerbitan elektronik atau e-publishing merupakan alternatif bagi mereka untuk menyebarluaskan gagasan, ide, dan temuan-temuan ilmiah kepada masyarakat secara lebih luas dan lebih cepat. Kendala-kendala geografis dan financial yang dihadapi dalam penerbitan konvensional dapat diatasi melalui penerbitan elektronik.

Andayani Ulpah.2014.MANAJEMEN SUMBER-SUMBER INFORMASI ELEKTRONIK 
(E-RESOURCES) DI PERPUSTAKAAN AKADEMIK. Vol. 13, No.1 Desember 2014: 8-19

Sabtu, 15 September 2018

Perlengkapan Perpustakaan

September 15, 2018 0


Sebuah perpustakaan memiliki beragam koleksi, untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pemustaka. Dalam penataannya koleksi diletakkan pada rak-rak yang tersedia. Selain rak buku, diperpustakaan juga terdapat perlengkapan-perlengkapan yang lain guna untuk menyimpan berbagai macam koleksi yang lain. Menurut Pawit dan Yaya, perlengkapan perpustakaan adalah sarana pendukung atau perlengkapan perpustakaan yang digunakan dalam proses pelayanan pemakai perpustakaan dan merupakan kelengkapan yang harus ada untuk terselenggaranya perpustakaan. Yang termasuk dalam perabot/perlengkapan perpustakaan antara lain yaitu rak buku ada tiga macam rak buku yang perlu disediakan oleh perpustakaan sekolah yakni:
  • Rak buku satu muka merupakan rak yang digunakan untuk menempatkan buku dengan posisi satu hadap yang biasanya ditempatkan membelakangi dinding ruangan. Tinggi rak : 185 cm terdiri dari 4 papan rak atau lebih. Lebar 100cm, dalam 20-21 cm untuk rak buku biasa atau 25 cm untuk buku-buku referensi.
  • Rak buku dua muka merupakan rak yang berfungsi untuk meletakkan buku dengan kedua sisinya diisi dengan buku. Tinggi: 185 cm, Lebar 100 cm, dan Dalam 40cm (untuk menyimpan buku dari dua muka)
  • Rak majalah bentuknya seperti setengah trapesium, ukurannya sebagai berikut : Tinggi 150 cm, Lebar 95 cm, Dalam 43 cm, dan Tebal papan 2 cm.
  • Rak majalah dengan laci                penyimpanan Tinggi 150 cm, Lebar 95 cm dan Dalam 50 cm.
  • Lemari Katalog merupakan lemari tempat penyimpanan kartu-kartu katalog yang terbuat dari kayu atau besi. Di indonesia lemari katalog kebanyakan terbuat dari kayu lemari katalog merupakan lemari khusus, didalamnya terdiri dari laci-laci kecil yang masing-masing disiapkan untuk menyimpan kartu-kartu katalog. Untuk menjaga kartu-kartu tetap berada pada tempatnya, laci katalog dilengkapi dengan lidi besi atau kawat kecil yang ditusukkan mulai dari bagian depan hingga kebelakang laci. Lidi besi tersebut nantinya dimasukkan pada lubang yang ada pada kartu katalog. Agar mudah dalam mengambil atau memasukkan kartu-kartu katalog baru, lidi besi dipasang bersama alat yang membuat lidi mudah dibuka dan dipasang kembali, lidi besi dapat diikat dengan mur ke ujung belakang laci. Ukuran lemari katalog adalah sebagai berikut : Tinggi 140 cm (termasuk kakinya),lebar 87 cm, dalam 45 cm, dan tebal 2,5 cm. Ukuran laci: Panjang 40 cm, lebar 15 cm (disesuaikan dengan ukuran katalog 7,5 cm x 12 cm), tinggi 10,5 cm (sesuai dengan tinggi kartu katalog 7,5 cm), tebal papan 1 cm

Mengenai berapa jumlah laci yang dibutuhkan disesuaikan dengan kebutuhan. Namun demikian, untuk perpustakaan sekolah kebutuhan laci katalog antara 9- 12 buah laci.

Sedikit pembahasan tentang perlengkapan perpustakaan. Terimakasih

Organisasi Dalam Masyarakat Informasi

September 15, 2018 0
Organization

Di artikel yang ini saya akan membahas tentang organisasi. Mungkin kalian pernah mendengar apa itu organisasi. Organisasi bisa terdapat di masyarakat, di lingkungan sekolah ataupun lingkungan pekerjaan, biasanya mempunyai struktur yang jelas dan juga mempunyai visi dan misi untuk kelancaran dari tujuan didirikannya organisasi tersebut. Organisasi sekarang ini semakin bermacam-macam seperti organisasi yang ada di masyarakat contohnya karang taruna, perkumpulan ibu-ibu PKK, remaja masjid dan juga masih banyak yang lain. Lingkungan sekolah terdapat beberapa organisasi misalnya organisasi intra sekolah atau OSIS, organisasi yang menaungi beberapa ekstrakulikuler yang ada di sekolah, sama halnya dengan di lingkungan sekolah, di perguruan tinggi pun di mana banyak sekali organisasi-organisasi yang ada, guna untuk meningkatkan kreativitas dan keaktifan mahasiswa, banyak UKM atau Unit Kegiatan Mahasiswa yang ada di kampus.

Mengenai pengertian organisasi itu sendiri yaitu suatu perkumpulan beberapa orang yang memiliki visi dan  bahkan memiliki hobi yang sama.

Di era sekarang ini di masa informasi di mana informasi menjadi dasar atau hal yang pokok yang dibutuhkan oleh setiap individu. Namun banyak tantangan juga dalam masa Informasi seperti sekarang ini contohnya seperti tantangan ekonomi dan komersial, lalu perubahan sikap sosial dan cara bersosialisasi kepada masyarakat. Perkembangan teknologi yang semakin canggih yang dapat disiasati oleh penggunanya dan dilakukan secara bijak, kemudahan dalam mendapatkan informasi juga harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan tidak disalahgunakan untuk kepentingan yang bertolak belakang dengan nilai-nilai sosial yang ada di masyarakat

Teknologi sangat memberikan dampak yang besar terhadap segala aspek kehidupan misalnya dalam aspek ekonomi dalam produksi banyak pabrik sekarang ini banyak menggunakan alat atau mesin yang canggih untuk hasil kinerja yang lebih efisien dan cepat, dan meminimalisir dalam bekerja secara manual. Dalam aspek sosial, cara bersosialisasi sekarang ini semakin canggih misalnya dalam berkomunikasi jarak jauh kita dapat memanfaatkan alat komunikasi yaitu handphone dan juga beberapa macam aplikasi yang memudahkan orang-orang untuk berkomunikasi,  dalam aspek budaya untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya dapat dipromosikan melalui teknologi informasi seperti membuat video-video dan disebarkan ke berbagai situs internet. Aspek pendidikan banyak sekolah-sekolah saat ini menggunakan buku elektronik atau e-book dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia dapat mengakses kapanpun dan dimanapun e-book.

Nah itulah beberapa penjelasan singkat mengenai organisasi dan teknologi di masa Informasi. Terima kasih